Pengibaran bendera adalah langkah yang penting untuk mencari pengakuan AS.
Bendera Palestina berkibar untuk pertama kalinya di Amerika, tepatnya di markas Organisasi Pembebasan Palestina di Washington, Selasa, 18 Januari 2011. Pengibaran ini mengundang kecaman dari para anggota DPR AS yang mengatakan bahwa Palestina berusaha untuk mencari perhatian internasional.
Dengan diawali dengan upacara singkat, utusan Palestina untuk PLO di AS, Maen Areikat, mengibarkan secara resmi bendera berwarna hijau, merah, putih dan hitam tersebut. Seperti dikabarkan oleh Associated Press, Areikat berharap aksi simbolis ini dapat menghasilkan dukungan terhadap kemerdekaan Palestina atau perjanjian damai dengan Israel.
“Kami bangga melihat bendera itu. Sudah saatnya bendera yang menggambarkan perjuangan rakyat Palestina untuk kemerdekaannya dikibarkan di Amerika Serikat. Kami harap ini dapat membantu meningkatkan pengakuan internasional terhadap negara Palestina,” ujar Areikat.
Areikat menyadari bahwa secara praktis, pengibaran bendera ini tidak akan berpengaruh apa-apa terhadap kebijakan luar negeri AS. Namun, dia mengatakan, pengibaran bendera adalah langkah yang penting untuk mencari pengakuan AS. Dia berharap pemerintahan Barack Obama dapat segera mengakui Palestina sebagai negara merdeka.
Pemerinah Palestina saat ini tengah gencar mencari dukungan internasional. Terhitung sudah enam negara di Amerika Selatan yang mengakui kedaulatan Palestina, yaitu Guyana, Brazil, Argentina, Bolivia, Uruguay dan Ekuador. Negara-negara ini mendukung kemerdekaan dan mengakui wilayah Palestina yang disepakati sebelum Israel mencaplok wilayah Tepi Barat, termasuk Yerusalem timur dan Jalur Gaza pada Perang Timur Tengah 1967.
Aksi pengibaran bendera ini ditentang oleh anggota ketua DPR urusan hubungan luar negeri AS, Ileana Ros-Lehtinen. Dilansir dari laman Jerusalem Post, Lehtinen mengatakan bahwa pengibaran bendera ini adalah salah satu usaha pemimpin Palestina untuk memanipulasi penerimaan dunia internasional.
“Ini adalah bagian dari usaha Palestina untuk mendapat pengakuan internasional. Beberapa bagian strategi ini bertujuan untuk menunjukkan konsensus tanpa adanya komitmen internasional,” ujar Lehtinen.
Lehtinen juga mengkritik pemerintahan Obama yang disebutnya telah mendukung Palestina secara ekonomi dan politik, termasuk mendukung kantor PLO di Washington.
Direktur pengacara untuk Gugus Tugas Palestina di Amerika, Ghaith al-Omari, membela pengibaran bendera tersebut dengan mengatakan bahwa ini adalah bukti perkembangan di Tepi Barat. “Misi PLO tidak akan dapat berkembang jika tidak ada kemajuan yang dibuat oleh pemerintah Palestina dalam meningkatkan keamanan dan pemerintahannya,” ujarnya.• VIVAnews
Tidak ada komentar:
Posting Komentar