Kementerian Budaya negara bagian Jerman, Rhineland-Palatinate, yang dipimpin oleh SPD (Partai Demokrat Sosial), merencanakan kelas yang ramah Islam, lapor majalah berita Foucs, berdasarkan selebaran yang sekarang sedang dibagikan ke para pengajar.
Panduan itu merekomendasikan tawaran pendidikan seks dalam kelompok-kelompok yang homogen gender dan kelas olahraga serta berenang yang terpisah. Perjalanan sekolah harus, sebisa mungkin, tidak dilakukan di bulan Ramadhan. Kebutuhan kaum Muslim harus dipertimbangkan ketika merencanakan kegiatan magang dan acara sekolah. Berpuasa bisa mengakibatkan menurunnya kinerja dan konsentrasi di kalangan murid, penulis panduan memperingatkan. Sulit jika mereka harus mengerjakan banyak tugas sekolah di bulan Ramadhan, sehingga solusi fleksibel harus ditemukan.
Malte Blumke, ketua asosiasi pengajar negara bagian, mengkritik proyek itu dan menyebutnya anti-pencerahan dan anti-emansipasi, dan bahwa itu meninggalkan tradisi belajar bersama.
Panduan baru itu tidak dibahas dengan sekolah, asosiasi pengajar, dan dewan sekolah. Asosiasi pengajar mendesak Menteri Budaya Doris Ahnen (SPD) untuk segera menarik panduan tersebut. Ketua asosiasi pengajar Jerman, Heinz-Peter Meidinger, mengatakan bahwa selebaran itu adalah "panduan tentang bagaimana menimbulkan konflik dengan murid-muridku", dan mengatakan itu adalah kertas segregasi dan bukan kertas integrasi.
Sementara itu, negara bagian Jerman Lower Saxony akan mulai memasukkan Islam dalam kurikulum inti sekolahnya sebagai bagian dari inisiatif untuk melawan perkembangan sentimen anti-Islam di Eropa.
Dr. Bernd Althusmann, Menteri Pendidikan Lower Saxony, mengumumkan bahwa sekolah-sekolah di negara bagian itu akan mulai memasukkan pendidikan Islam ke dalam kurikulum utama mereka.
"Aku rasa kita akan bisa memulai implementasinya pada tahun akademik lusa," ujar Althusmann dalam sebuah kunjungan ke sekolah dasar di kota Hannover dan di mana dia mengikuti sebuah kelas pendidikan Islam.
Untuk sekarang, pendidikan Islam belum melampaui beberapa model eksperimental di 42 sekolah di Lower Saxony. Hampir 2.000 pelajar Muslim di sekolah-sekolah itu saat ini mendapatkan pendidikan Islam di negara bagian.
Inisiatif itu dipicu oleh gelombang sentimen anti-Islam belakangan ini, terutama dengan pendirian partai konservatif yang mengikuti Partai Kebebasan Belanda pimpinan Geert Wilders, yang filmnya Fitna berisi hinaan kepada Islam.
rin/ie/aby/suaramedia.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar