Departemen Luar Negeri Amerika Serikat dipaksa untuk menarik kembali pernyataan Menteri Luar Negeri Hillary Clinton yang dianggap kelewatan. Hillary membandingkan seorang penyendiri yang terganggu mentalnya yang diduga menembak anggota Kongres Gabrielle Giffords dengan para pendukung Islam radikal.
Hillary Clinton menjawab pertanyaan yang diajukan oleh seorang mahasiswa, yang menanyakan mengapa Amerika telah menargetkan seluruh dunia Arab atas serangan teroris 11 September 2001.
"Kami memiliki ekstremis di negara saya. Seorang yang luar biasa dan sangat berani: seorang perempuan muda anggota Kongres Giffords baru saja ditembak oleh ekstremis di negara kita," tulis CBS News mengutip Hillary mengatakan saat menggelar acara "Townterview" (semacam acara temu wicara) dengan mahasiswa di Abu Dhabi, Senin (10/1).
"Para ekstremis dan suara mereka, suara-suara gila yang kadang-kadang di teve, itu bukan siapa kita, bukan siapa Anda, dan apa yang harus kita lakukan adalah menjelaskan bahwa mereka tidak mewakili baik ide-ide Amerika atau Arab," kata Hillary.
Sal Russo, strategi kepala Tea Party Express, mengatakan kepada FOX News bahwa penggunaan kasus Arizona sebagai contoh ekstremisme di Amerika Serikat adalah "berisiko". Ia juga menuding Hillary "miskin kata-kata".(Met) www.voa-islam.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar