Dekade 1970an, Dilma Rousseff dikenal sebagai seorang pemberontak yang pernah disiksa di penjara sebagai tahanan politik. Kini, dia mengukir sejarah baru setelah menang pemilihan umum (Pemilu) presiden Brazil dan mulai tahun depan siap menjadi perempuan pertama yang memimpin Negeri Samba itu.
Rousseff mengalahkan rivalnya yang merupakan mantan gubernur Sao Paulo, Jose Sera, pada pemilihan putaran kedua, yang hasilnya diumumkan Minggu malam waktu setempat, 31 Oktober 2010, dengan meraih 55,6 persen dari total suara.
Pemenang dari Partai Pekerja itu akan mulai menjabat sebagai presiden pada 1 Januari 2011, menggantikan Luiz Lula da Silva, yang turut mendukung pencalonannya.
Rousseff sudah yakin bakal menang pada pemilu putaran kedua. Pada kampanye pemilu di kampung halamannya di Porto Alegre, perempuan berusia 62 tahun itu berpidato seakan-akan sudah menjadi presiden.
“Mulai besok kita akan memulai babak baru demokrasi. Saya akan memimpin semuanya, berbicara dengan semua rakyat Brazil, tanpa kecuali,” ujar Rousseff seperti dilansir kantor berita Associated Press.
Kemenangan Rousseff tidak dapat dipungkiri berkat dukungan dari Lula, yang merupakan mentor politiknya. Lula merupakan mantan pemimpin serikat buruh yang memiliki tingkat popularitas yang tinggi di kalangan warga miskin. Namun, berhubung sudah dua periode berturut-turut menjabat sehingga tidak boleh lagi calonkan diri sebagai presiden, Lula memanfaatkan popularitasnya dengan meminta massa mendukung Rousseff.
“Saya memilih Dilma, tentu saja, tapi pada kenyataannya Lula-lah yang akan memimpin kami,” ujar Marisa Santor, 43, seorang pemilih dari Sao Paulo.
Rousseff adalah seorang mantan gerilyawan sayap kiri yang pernah dipenjara pada 1970 dan selama tiga tahun menjalani siksaan. Kala menjadi pemberontak usia dia baru 19 tahun. Oleh junta militer sayap kanan, Rousseff dituduh melakukan tindakan subversif.
Kepada majalah Istoe tahun 2008, Rousseff mengungkapkan penyiksaan yang pernah dia alami. Dia mengaku disetrum oleh penguasa militer Brazil untuk mengaku dan mengungkapkan aktivitas kelompoknya, Komando Pembebasan Nasional.
“Saya mengalami pendarahan, tapi saya tetap diam. Bahkan saya tidak mengatakan dimana saya tinggal,” ujarnya seperti dilansir dari laman stasiun televisi CNN.
Rousseff dibebaskan dari penjara pada 1972. Selain selamat dari siksaan junta militer, Rousseff juga lolos dari penyakit kanker kelenjar getah bening. Ibu dari satu anak ini dinyatakan sembuh pada 2009 sehingga bisa berkonsentrasi dalam kegiatan politiknya.
“Salah satu bagian dari kisah hidup Dilma mengingatkan saya dengan Nelson Mandela,” ujar Lula, merujuk kepada mantan presiden Afrika Selatan yang pernah menjalani penjara karena menentang politik apartheid.• VIVAnews
Tidak ada komentar:
Posting Komentar