Selasa, 08 Maret 2011

Denda 50 Pounds Karena Menghina Para Tentara Inggris yang TewasDenda 50 Pounds Karena Menghina Para Tentara Inggris yang Tewas


11 November tahun lalu, diselenggarakan mengheningkan cipta pada Hari Gencatan Senjata di Inggris, pada waktu itu kelompok Muslim dengan nama Muslims Against Crusades mengadakan unjuk rasa yang menghina para tentara-tentara Inggris yang mati di medan perang.

Pasca unjuk rasa, beberapa orang ditangkap dan salah satunya adalah Emdadur Choudhury, 26 tahun, ia ditahan karena dituduh membakar karangan-karangan bunga yang digambarkan sebagai mayat tentara yang mati.

Dalam persidangan terbarunya kemarin, Emdadu Choudhury dijatuhi dengan denda 50 dolar poundsterling. Ia menunjukkan penghinaan untuk Inggris setelah dalam sidangnya mengatakan "Aku sama sekali tidak peduli. Aku tidak peduli dengan para tentara yang mati."

Choudhury membakar bunga didepan para keluarga tentara yang tewas pada saat kelompok Islam unjuk rasa dan meneriakkan slogan-slogan "tentara Inggris terbakar di neraka" selama dua menit mengheningkan cipta di Hari Gencatan Senjata terakhir 11 November lalu.

Hakim distrik, Howard Riddle memutuskan bahwa kelakuan bapak dua anak tersebut juga harus ditimbang atas hak-haknya untuk protes, seperti yang tertuang dalam UU Hak Asasi Manusia.

Pejabat Kehakiman menegaskan bahwa denda £ 50 adalah yang mungkin paling ringan.

Salah satu saksi dalam persidangan, merupakan cucu seorang veteran, mengatakan dalam Pengadilan Crown Woolwich bahwa ia melihat demo Muslim di dekat Albert Hall di Kensington, London Barat.

Ia mengatakan, saat karangan bunga terbakar "Saya merasa mual, ini adalah sesuatu yang sangat berarti bagi saya, hina..." kata Shaun Rusling, dari Veteran Perang Teluk Nasional.

Aksi pembakaran untuk menghina tentara Inggris yang mati tersebut dilakukan kelompok Muslims Against Crusades (Muslim Menentang Perang Salib) yang berada di Inggris. Kelompok ini juga mendukung diberlakukannya syariat Islam, mereka sering melakukan demonstrasi menentang invasi Inggris di Afghanistan dan Irak.

Choudhury, asal Whitechapel, London Timur, didakwa dengan tuduhan kata-kata ancaman, penghinaan dan perilaku tidak menyenangkan. Sedangkan Mohammad Haque 30, dari Bethnal Green yang juga turut dalam demonstrasi dibebaskan dari dakwaan.

Hakim Riddle 63, mengatakan "saya tidak ragu niatan protes tersebut adalah untuk memberikan shock dan menyinggung perasaan."

Namun Choudhury menjelaskan kemudian "Protes itu adalah tentang shock dan hinaan, selain itu anda tidak akan memahaminya. Kejahatan lebih nyata dilakukan para tentara di Afghanistan."

"Saya tidak mengakui semua hukum di negeri ini. Saya dengan bangga menggunakan diri saya melakukan sesuatu demi Allah," kata Choudhury.

Choudhury merupakan pendukung penegakkan hukum Islam di Inggris. Dalam kehidupan sehari-hari ia mempunyai gaji £ 480 per bulan sebagai insinyur teknis paruh waktu.

Pada akhir sidang ia berteriak "Saya tidak akan membayar denda yang dijatuhkan. Rakyat yang akan membayar itu atas nama saya.." [Za/sun]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar