Rabu, 12 Januari 2011

Racun Langka Pembunuh Arafat Kini Incar Abbas



Bassam Abu Sharif, mantan penasihat senior Yasser Arafat mengumumkan pada hari Senin (10/1) hasil dari tes yang dilakukan untuk mengidentifikasi jenis racun yang membunuh mendiang presiden Palestina.

Menurut Abu Sharif, tes itu dilakukan oleh ahli toksikologi forensik paling terdepan di Inggris tapi dia tidak menyebutkan identitasnya atau nama dari lembaga yang melakukan penelitian itu.

Tes tersebu, ujar Abu Sharif, mengungkapkan bahwa racun yang digunakan untuk membunuh Arafat disebut thallium, sebuah unsur kimia langka yang efeknya sulit untuk dideteksi.

"Unsur mematikan ini diambil dari rumput laut dan dalam bentuk cairan yang tidak berwarna, tidak berasa, dan tidak berbau," ujar Abu Sharif.

Salah satu karakter dari bahan kimia itu adalah ketika ditambahkan ke makanan atau minuman, tidak akan membuat perbedaan dalam rasa, warna, atau bau. Itu juga bisa disuntikkan melalui nadi.

"Namun, laporan menjelaskan bahwa cara paling efektif adalah ketika racun mencapai tubuh melalui lidah, jadi Ia bisa ditambahkan ke air putih, teh, atau kopi atau buah-buahan dan sayuran, atau bahkan obat-obatan."

Abu Sharif mengatakan pakar toksikologi Inggris dan AS tidak familiar dengan racun ini dan bahwa hanya pakar toksikologi forensik yang bisa mengidentifikasinya.

"Menurut pakar tersebut, racun ini sangat efektif dan tidak ada antiracun yang bisa menghentikan efeknya jika lima jam telah berlalu setelah penyuntikan atau penambahan ke makanan atau minuman."

Pakar itu menjelaskan bahwa racun ini bekerja dengan pelanmerusak sistem dalam tubuh seseorang yang mengonsumsinya, dimulai dari hati, ginjal, paru-paru, kemudian akhirnya otak.

Periode yang dibutuhkan racun itu untuk membunuh seseorang bergantung pada banyak faktor seperti usia, tubuh, dan kekebalan orang tersebut.

"Tapi dia mengatakan bahwa umumnya periode itu antara dua sampai delapan bulan dan itu memberi pelaku kesempatan yang bagus untuk pergi dari lokasi kejadian."

Gejala dari racun itu termasuk rasa mual dan lemah yang datang dan pergi, sehingga tubuh bisa mengembalikan kekuatannya sebentar sampai kemudian melemah lagi. Namun setelah beberapa waktu, intervalnya memendek hingga korban merasa pusing setiap saat.

Dalam tingkatan yang lebih tinggi, rambut mulai rontok dari kaki kemudian seluruh tubuh sampai akhirnya kepala.

Di tingkat terakhir, korban mulai banyak gemetar dan kehilangan kemampuan untuk berdiri dan kematian terjadi ketika darah tidak lagi mencapai otak.

Laporan itu menjelaskan bahwa pecahnya sel darah merah dan ketidakmampuan tubuh untuk memproduksi lebih banyak sel darah merah yang menghancurkan otak korban dan sistem lainnya dan menjadi alasan utama untuk kematian.

Abu Sharif juga memperingatkan bahwa pemimpin Fatah, Mahmoud Abbas kemungkinan menjadi korban serupa selanjutnya.

"Saya memberitahu Abbas bahwa Israel memiliki rencana yang serupa terhadapnya dan Salam Fayyad." (rin/aby)www.suaramedia.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar