Rabu, 05 Januari 2011

Muhammad Jibril Ar-Riziq: Kemana Abi, Kapan Abi Pulang? Abi Sedang Jihad!


MUHAMMAD JIBRIL AR-RIZIQ (2 tahun) sementara menjadi ‘anak yatim’ karena ditinggal sang ayah memenuhi konsekuensi sebagai seorang mujahid sekaligus warga negara yang baik. Demi memperjuangkan Islam dan menegakkan aturan negara, ia harus mendekam di balik jeruji besi, terpisahkan dari anak semata wayangnya. Kepada sang nenek, Muhammad Jibril sering bertanya di mana abinya. Dengan bangga sambil menangis terharu, sang nenek menjawab singkat, “Abi sedang berjihad.”
Ada suasana lain dalam persidangan kedua kasus HKBP Ciketing di Pengadilan Negeri Bekasi, Senin (3/1/2011) kemarin. Di luar ruangan sidang, tampak seorang ibu berjilbab duduk seorang sendiri tanpa ditemani sanak kerabatnya.

Wartawan voa-islam.com pun menyapa dan berbincang akrab sekira setengah jam. Wanita paruh baya itu bernama Sunarti, ibunya Ade Firman, salah satu terdakwa kasus Ciketing 12 September 2010 lalu.
”Saya memang tidak mau menyaksikan persidangan anak saya. Terus terang saya nggak kuat. Waktu sidang pertama kemarin, saya malah hampir pingsan. Tapi anak saya menguatkan saya agar tetap tegar,” kata ibu beranak empat ini lesu. Bu Narti pun mengisahkan ihwal penangkapan anak kesayangannya itu.

....Muhammad Jibril Ar-Riziq sementara menjadi ‘anak yatim’ karena ditinggal sang ayah memenuhi konsekuensi sebagai seorang mujahid sekaligus warga negara yang baik. Mana Abi? Kapan Abi pulang? Abi sedang berjihad!....
Dalam insiden HKBP Ciketing pada Ahad 12 September 2010 itu, Ade Firman bersama sembilan orang kawannya naik motor dari Masjid Miftahul Jannah menuju Masijd Nurul Huda. Di perjalanan mereka berpapasan dengan konvoi ratusan jemaat HKBP. Saat berpapasan inilah, terjadi bentrok. Korban luka kedua belah pihak pun tak terhindarkan. Ade Firman mengalami luka retak pada bagian tangan dan Ismail mengalami luka parah pada bagian kepala hingga harus menerima sejumlah jahitan.

Dalam keadaan terluka, pasca insiden Ciketing Ade Firman langsung meluncur ke Bogor untuk agenda taklim ke sebuah pesantren di Leuwi Liang, Bogor, Jawa Barat. Pesantren inilah tempat Firman berguru dan mengaji.
Maka sasaran perburuan polisi adalah rumah Ade Firman di Tambun. Pagi-pagi buta, polisi sudah mengepung rumah, situasi sangat mencekam.
”Setelah kejadian Ciketing, rumah saya langsung dikepung polisi. Sejak  pukul 03.00 dinihari rumah saya dikepung untuk mencari anak saya. Tepat pukul 05.30, polisi mulai merazia isi rumah saya, tapi tidak berhasil menemui Firman,” cerita ibu berusia 55 tahun ini.
Tidak bisa menemukan Ade Firman, polisi pun beralih menginterogasi Sunarti mengenai keberadaan Ade Firman. Beruntung ada kakaknya Ade Firman. Ia menelpon adiknya yang sedang berada di Leuwi Liang, untuk menyampaikan kabar bahwa dirinya polisi sedang mencarinya.
Bu Narti bersikap sangat kooperatif dan berjanji untuk memberitahukan di mana anaknya berada, tapi dengan syarat: jangan membawa kawalan polisi dalam jumlah besar. Cukup dikawal dua polisi saja biar tidak menimbulkan suasana mencekam. Polisi pun sepakat.

”Tapi yang terjadi, kami malah diikuti tiga mobil polisi,” jelasnya.
Mengetahui dirinya dicari polisi, maka Ade Firman bersama Ketua FPI Bekasi Raya KH Murhali Barda menyerahkan diri ke kepolisian, dengan didampingi para tokoh Kongres Umat Islam Bekasi (KUIB) dan para pengacara. Ade Firman tidak ditangkap kepolisian, melainkan menyerahkan diri sebagai langkah kooperatif.

....Cucu saya namanya Muhammad Jibril Ar-Riziq, berusia dua tahun. Ia sering bertanya tentang abinya. Abi kemana? Kapan abi pulang? Lalu saya jawab, abi sedang berjihad....
Sejak Ade Firman ditahan polisi empat bulan lalu, anaknya diasuh oleh ibu dan neneknya. Saat ini ada satu hal yang membuat hati Sunarti pedih bak diiris sembilu, ketika cucunya menanyakan abinya.
”Cucu saya namanya Muhammad Jibril Ar-Riziq, berusia dua tahun. Ia sering bertanya tentang abinya. Abi kemana? Kapan abi pulang? Lalu saya jawab, abi sedang berjihad,” tukas Sunarti sedih.

Tersenyumlah dengan bangga ananda Muhammad Jibril Ar-Riziq. Jadilah anak surgawi. Semoga kelak engkau mengenal hakikat jihad dan menjadi mujahid sejati. [taz/desastian]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar