Sabtu, 22 Januari 2011

Imam Masjid Inggris Serukan Umat Islam Tidak Bergabung dalam Militer


Seorang Imam Birmingham telah mengatakan bahwa umat Islam seharusnya tidak bergabung di angkatan bersenjata Inggris atas dasar hati nurani karena kehadiran mereka di Irak dan Afghanistan.

Syaikh Asrar Rashid, seorang ulama tamu di masjid-masjid di kota itu, juga mengatakan kepada BBC bahwa Ratu adalah "seorang wanita menjijikkan" untuk pemberian gelar kehormatan kepada penulis Salman Rushdie.



Dewan Muslim Inggris sendiri mengatakan pandangan Imam bukan representatif dari mayoritas muslim yang ada di Inggris.

Rashid, yang ditahan selama ibadah haji musim panas lalu, tinggal di Sparkbrook di Birmingham dan berkhotbah di masjid-masjid di sekitar kota.

"Ini bukan berarti saya membenci orang-orang Inggris, atau tentara Inggris yang telah pergi bertugas ke luar negeri, atau saya tidak merasakan perasaan para ibu dari para tentara. Tetapi kenyataannya adalah mereka harus membuat keputusan sesuai hati nurani juga.



"Bahwa kami hanya harus berjuang dalam perang yang ada kepentingan kami, dan menyerang Irak dan kemudian menindas rakyat Irak dan rakyat Afghan, bukanlah cara Inggris," tambahnya.

Dewan Muslim Inggris, kelompok payung yang mewakili lebih dari 500 organisasi Muslim di Inggris, mengatakan Muslim memiliki kewajiban untuk berkontribusi pada "perbaikan" dari masyarakat di mana mereka tinggal di dalamnya.

Seorang juru bicara dewan muslim Inggris mengatakan: "Secara syariah tidak ada yang menghalangi seorang muslim bergabung dengan tentara Inggris. Sampai saat ini ada 350 muslim baik pria dan wanita, di militer Inggris."



Dia mengatakan bahwa melecehkan Ratu, sebagai kepala negara Inggris, adalah hal "menjijikkan" bagi seorang Muslim untuk melakukannya.

"Sebagai Muslim kami siap untuk menunjukkan rasa hormat kepada para pemimpin. Kami mungkin tidak setuju dengan beberapa hal yang akan ia lakukan dan katakan, tetapi itu tidak memberikan kami hak untuk menghina dirinya."



Zeeshan Hashmi, saudara Jabron seorang Muslim Inggris pertama yang terbunuh ketika berperang di Afghanistan, mengatakan: "Saya tinggal istimewa di Inggris. Salah satu ciri kunci dari hidup di negara ini dan menjadi warga Inggris adalah bahwa kami memiliki kebebasan berbicara. Berdasarkan apa yang Imam katakan bahwa semua makhluk hidup dapat tinggal di masyarakat yang sangat bebas.

"Pada saat yang sama menjadi seorang mantan tentara dan kehilangan saudara saya di Afghanistan, saya dengan mudah dapat bersimpati dengan pandangan-pandangannya." (fq/bbc)


















Tidak ada komentar:

Posting Komentar